Pengadaan Barang Jasa, Uang Muka, Jaminan dalam Pengadaan Barang Jasa, Buku Pengadaan, Buku Tender,Pengadaan barang, Perpres 54 tahun dan revisi/perubahan perpres 54, Pengguna Anggaran (PA), Para Pihak dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pokja ULP, PPHP, Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pengadaan Pelaksana Konstruksi, Pengadaan Konsultansi, Pengadaan Jasa Lainnya, Swakelola, Kebijakan Umum Pengadaan, Pengadaan Langsung, Pelelangan atau Seleksi Umum, Pengadaan atau Penunjukan Langsung, Pengadaan Kredibel, Pengadaan Konstruksi, Pengadaan Konsultan, Pengadaan Barang, Pengadaan Jasa Lainnya, Jaminan Penawaran, Jaminan Pelaksanaan, SKT Migas, Tenaga Ahli, HPS, Kontrak, Evaluasi, Satu/Dua Sampul dan Dua Tahap, TKDN, Sisa Kemampuan Paket, Kemampuan Dasar, Dukungan Bank, afiliasi, Konsolidasi Perpres 54 tahun 2010, e-katalog, Penipuan Bimtek e-Procurement Kasus Pengadaan Construction, Consultation, Goods, Services, Green Procurement, Sustainable Procurement, Best Practice Procurement, Supply Chain Management http://pengadaan-barang-jasa.blogspot.co.id/search/label/kasus%20pengadaan

Thursday, September 24, 2015

Pengadaan peralatan Atlit

Pengadaan peralatan untuk atlit sudah seharusnya memang dibuat kajian teknis dari ahli olahraga, untuk memperkuat dasar bahwa memanh kebutuhan dari alat yang akan dipakai oleh atlit tidak bisa dibuat spesifikasi yang bersifat umum. Sudah sewajarnya seorang atlit cocok nya menggunakan alat yang memang nyaman digunakan oleh mereka, sehingga tidak menjadi masalah untuk menyebutkan jenis/tipe dan merk dari alat yang akan mereka gunakan.

Hal ini memang sekilas bisa dikatakan bertentangam dengan aturan di perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya tentang pengadaan, bahwa spesifikasi tidak boleh menyebut satu merk tertentu. Namun bila ditarik ke pasal awal dan langkah awal dari pengadaan yaitu bahwa pengadaan itu dimulai dari kebutuhan, maka ketika dari hasil kajian bahwa memang kebutuhan dari atlit untuk peralatan bertanding adalah peralatan yang memang tergantung pada kecocokan dengan kenyamanan masing masing atlit, maa hasil kajian tersebut sudah seharusnya dapay dijadikan dasar untuk memberikab kebebasan kepada para atlit untuk memilih tipe dan merk yang cocok dengan mereka agar dapat berprestasi.
Terobosan seperti ini diperlukan untuk masalah seperti yang sedang dihadapi para pemanah pada berita berikut ini;
Sumber; http://m.tribunnews.com/sport/2015/09/24/panahan-indonesia-sudah-raih-dua-kuota-olimpiade-rio-2016-tinggal-beregu-yang-belum
Panahan sudah meraih dua kuota Olimpiade Rio 2016 untuk nomor individual. Indonesia masih mengincar tiket tambahan di nomor beregu.

Dua kuota untuk putra dan putri didapatkan Indonesia di Kejuaraan Panahan Dunia 2015 di Kopenhagen, Denmark, pada awal Agustus, lewat Riau Ega Agatha Salsabila dan Ika Yuliana Rochmawati.
Kesempatan Indonesia meloloskan lebih banyak pepanah ke Rio de Janeiro, Brasil, tetap terbuka karena masih ada kualifikasi Olimpiade untuk nomor beregu dalam Piala Dunia Panahan Seri Ketiga di Antalya, Turki, 13-19 Juni 2016.

“Kans kita cukup besar karena tim kuat dunia sudah lolos di Kopenhagen,” kata Adi Purnomo, Kabid Binpres PP Perpani.
Demi merebut tiket beregu, Perpani sudah membuat program hingga setahun ke depan, termasuk mengagendakan rangkaian uji coba dan pemusatan latihan di luar negeri.
Uji coba terdekat adalah Kejuaraan Panahan Asia 2015 di Bangkok, Thailand, 1-9 November. Ajang ini sekaligus untuk memenuhi syarat mempertahankan tiket Olimpiade yang sudah diraih, yaitu dengan mengikuti minimal tiga turnamen.

Selepas Kejuaraan Asia, para pepanah rencananya akan melakukan pemusatan latihan di Spanyol, 1-20 Desember, dan dilanjutkan di Korsel pada tiga bulan awal 2016 (Januari-Maret).
Selepas dua kali pemusatan latihan, para atlet langsung melakukan uji coba dalam dua kejuaraan sebelum turun di Antalya, yakni Piala Dunia Seri Satu di Shanghai, Tiongkok, 26 April-1 Mei, dan Seri Kedua di Medellin, Kolombia (10-15 Mei).

Workshop Peralatan Adi berharap rencana yang sudah dibuat Perpani didukung penuh oleh Program Indonesia Emas (Prima).
“Kami juga mengharapkan dukungan peralatan latihan. Dalam panahan, teknik, fisik, dan mental saja tak cukup untuk meraih prestasi terbaik tanpa peralatan yang memadai,” ujar Adi.
Untuk mencegah masalah keterlambatan peralatan latihan seperti di pelatnas-pelatnas sebelumnya terjadi lagi, Kemenpora akan menggelar workshop pengadaan peralatan di Bali pada pekan depan.
Kegiatan ini bakal diikuti perwakilan cabang-cabang yang dipromosikan ke Olimpiade 2016, SEA Games 2017, dan Asian Games 2018.

“Semoga kita bisa mendapatkan terobosan baru untuk pengadaan peralatan latihan pelatnas, seperti e-catalog, sistem lelang, penunjukan langsung, dan lain-lain,” kata Asdep Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Doddy Iswandi.
Menurut Doddy, dengan mempersingkat waktu pengadaan peralatan, maka pelatnas akan berjalan lebih lancar. Ujung-ujungnya, target percepatan prestasi bisa terwujud.
“Peralatan sangat vital perannya dalam pelatnas. Tanpa alat yang memadai, sulit mengharapkan atlet meraih prestasi puncak di ajang yang diikuti,” ujar Doddy.

No comments:

Post a Comment